Banjir bandang menerjang Desa Lamanele di Kecamatan Ile Boleng dan Desa Waiburak di Kecamatan Adonara Timur di Flores Timur pada Minggu, 4 April 2021. (Foto: Courtesy/BPBD Flores Timur) |
BorneoTribun Jakarta -- Banjir bandang yang menerjang dua desa di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur pada Minggu (4/4) pukul 01.00 WITA, menewaskan 23 orang, sembilan orang luka-luka dan dua orang masih dalam pencarian. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur melaporkan banjir bandang itu dipicu oleh intensitas hujan yang tinggi.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam situs webnya, Minggu (4/4), melaporkan peristiwa nahas itu berdampak pada 49 kepala keluarga (KK). Wilayah terdampak antara lain Desa Nelelamadike di Kecamatan Ile Boleng, Kelurahan Waiwerang dan Desa Waiburak di Kecamatan Adonara Timur, Desa Oyang Barang dan Pandai di Kecamatan Wotan Ulumado serta Desa Waiwadan dan Duwanur di Kecamatan Adonara Barat.
Menurut laporan BPBD Flores Timur, banjir bandang tersebut juga mengakibatkan rumah warga sekitar hanyut terbawa banjir, jembatan putus dan puluhan rumah di Desa Lamanele, tertimbun lumpur. BPBD mengatakan pihaknya telah mengidentifikasi kendala di lapangan, yaitu sulitnya menjangkau Pulau Adora karena akses satu-satunya adalah melalui penyeberangan laut. Padahal otoritas setempat melarang kegiatan pelayaran saat ini karena faktor cuaca, yaitu hujan, angin dan gelombang yang tinggi.
Sementara itu, BMKG memprediksi dalam sepekan ke depan potensi hujan sangat lebat terjadi di wilayah Sulawesi Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat dan NTT. Potensi angin kencang juga diprediksi terjadi di wilayah Lampung, Banten, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, NTT dan Sulawesi Selatan. [ah]
Oleh: VOA