BorneoTribun Taiwan, Internasional -- Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu, Rabu (7/4), menegaskan negaranya akan berjuang sampai akhir jika China menyerang. Ia menambahkan bahwa Amerika Serikat melihat bahaya yang mungkin terjadi di tengah meningkatnya tekanan militer China, termasuk latihan kapal induk, di dekat pulau itu.
Taiwan, yang diklaim China, telah mengeluhkan aktivitas militer Beijing yang berulang kali dalam beberapa bulan terakhir.
Angkatan Udara China hampir setiap hari memasuki zona identifikasi pertahanan udara Taiwan. Beijing, Senin (5/4), mengatakan sebuah kelompok kapal induk sedang berlatih di dekat pulau itu.
"Dari pemahaman saya yang terbatas tentang para pembuat keputusan Amerika yang mengamati perkembangan di wilayah ini, mereka dengan jelas melihat bahaya kemungkinan China melancarkan serangan terhadap Taiwan," kata Joseph Wu kepada wartawan di kementeriannya, sebagaimana dilansir dari Reuters, Rabu (7/4).
“Kami bersedia membela diri tanpa ragu dan kami akan berperang jika kami perlu berperang. Dan jika kami harus mempertahankan diri kami sendiri sampai hari terakhir, kami akan membela diri kami hingga hari paling akhir,” tegasnya.
Washington, pendukung dan pemasok senjata internasional terpenting Taiwan, telah mendorong Taipei untuk memodernisasi militernya sehingga bisa menjadi seperti "landak” yang sulit diserang China.
Wu mengatakan mereka bertekad untuk meningkatkan kemampuan militer mereka dan membelanjakan lebih banyak anggaran untuk pertahanan.
“Pertahanan Taiwan adalah tanggung jawab kami. Kami akan mencoba segala cara yang kami bisa untuk meningkatkan kemampuan pertahanan kami.”
Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan di kesempatan terpisah bahwa bulan ini, mereka akan menjalankan latihan perang selama delapan hari dengan bantuan komputer tentang penyerangan China ke Taiwan. Hal ini akan menjadi fase pertama latihan militar tahunan terbesar Taiwan, yang disebut latihan militer Han Kuang.
Fase kedua, termasuk latihan tembak-menembak langsung, yang akan dilakukan Juli.
"Latihan tersebut dirancang berdasarkan ancaman musuh terberat, yang menyimulasikan semua kemungkinan skenario invasi musuh di Taiwan," kata Mayor Jenderal Liu Yu-Ping kepada wartawan.
Fase kedua dari latihan perang Taiwan itu akan mencakup mobilisasi sekitar 8.000 tentara cadangan untuk mengikuti latihan tembak-menembak, latihan anti-pendaratan, dan rumah sakit mengadakan latihan untuk menangani korban dalam jumlah besar.
Ditanya apakah kedutaan de facto Washington, Institut Amerika di Taiwan, akan mengirim perwakilan ke Latihan tersebut, Liu mengatakan rencana seperti itu telah "dibahas" tetapi "tidak akan dilaksanakan", dengan alasan sensitivitas militer.
Berbicara di parlemen, Wakil Menteri Pertahanan Chang Che-ping mengatakan pergerakan kapal induk China dimonitor dengan seksama, dan latihan tersebut dilakukan secara rutin. [ah/au/ft]
Oleh: VOA