Antena jaringan 5G dengan logo China Mobile dan Huwaei terpasang di depan gedung Kongres Rakyat Nasional di Luoyang, Provinsi Henan, China, 27 Februari 2019. |
BorneoTribun - Ketika Joe Biden mengambil alih jabatan sebagai Presiden, bisnis telekomunikasi China, Huawei Technologies, melihat secercah harapan bahwa kampanye Amerika Serikat (AS) yang menutup pasar-pasar internasionalnya akan dilonggarkan.
Huawei pernah memimpin dalam penjualan ponsel, tetapi kemudian menyaksikan pangsa pasarnya di luar AS anjlok sejak pemerintahan Trump mulai membatasi pasokan teknologi yang penting untuk produksi ponsel 5G-nya.
Juga bisnis pemasangan sarana telekomunikasi mobile Huawei, khususnya yang mampu mengoperasikan sistem 5G, sangat dirugikan oleh kampanye Amerika itu.
Presiden Biden belum menunjukkan tanda-tanda bahwa dia akan bersikap lebih fleksibel terhadap China. Penunjukan Katerine Tai yang berhaluan garis keras sebagai Utusan Perdagangan Amerika membuktikan hal itu.
Namun, Huawei dan bisnis China lainnya memperkirakan, kedua negara akan menarik diri dari era perang dagang Trump. [jm/ka]
Oleh: VOA Indonesia