Jakarta - Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamen Ekraf) Irene Umar mengatakan Intellectual Property (IP) lokal bisa dimanfaatkan sebagai media komunikasi untuk mengangkat soal isu keberlanjutan (sustainability) terkait lingkungan.
"Untuk ceritakan mengenai sustainabilitity itu apa, kita bisa mulai dengan suatu Intellectual Property (IP) dalam bentuk stiker. Tentu contoh karakter-karakter dalam bentuk IP lokal sudah mulai bermunculan," kata Irene dalam keterangan pers yang diterima, Kamis.
Tapi menurut Irine, IP lokal tetap harus dibenahi dari sisi supply chain and promotions supaya bisa mendapat value added products.
Ia mengatakan 17 subsektor ekonomi kreatif kesemuanya harus memiliki dampak ekonomi. Saat ini konsumen juga sudah memiliki kesadaran akan sesuatu yang bersifat berkelanjutan.
Ia menambahkan IP lokal bisa memanfaatkan citra brand yang sustainable dan bagaimana menerapkannya ke sosial media sebagai sarana untuk mengomunikasikan kepada publik. Di sinilah peran dari konten kreator yang selalu konsisten dengan isu movement sustainbility melalui ranah digital.
Ia mengapresiasi Green Impact Festival 2025 yang digagas Rakyat Merdeka berkolaborasi bersama Society of Renewable Energy (SRE).
Acara ini menjadi wadah strategis bagi generasi muda Indonesia untuk berdialog, berkolaborasi, dan berbagi solusi nyata dalam formulasi menjawab tantangan isu lingkungan berkelanjutan melalui transformasi teknologi, ketahanan pangan, dan energi.
Dalam acara itu pula Wamen Ekraf Irene menyebarkan semangat mencintai lingkungan sebagai suatu bentuk kekuatan yang membuka cakrawala bagi generasi muda terkait arah pembangunan teknologi, pangan, dan energi di era transformasi digital.
Green Impact Festival 2025 menjadi bagian dari ruang dialog lintas sektor antara para pemangku kepentingan, para pemimpin muda, pelaku industri, dan pemerintah.
Ahmad Dekatama yang juga pemilik akun TikTok @PasmingBased menekankan peran kreator konten yang dapat menginspirasi audiens atau followers media sosialnya untuk mengadopsi gaya hidup ramah lingkungan melalui konten yang menarik dan informatif dari kehidupan sehari-hari.
“Di tengah kemajuan teknologi khususnya dunia digital yang ada, isu sustainability terus tumbuh dan semakin menjadi concern yang harus divalidasi kebanyakan generasi muda. Kita bisa mulai dengan konten bertema lifestyle yang paling relevan, misal bawa tumbler kemanapun kita pergi. Maka, kita bisa tinggalkan kemasan plastik dan mulai menjaga lingkungan dari diri sendiri,” ucap Ahmad Dekatama.
Konten kreator tersebut juga menambahkan dengan gaya bahasa atau narasi yang mudah dipahami, maka suatu konten digital dapat menjangkau audiens yang lebih luas dan meningkatkan pemahaman tentang isu lingkungan.
“Suatu konten sustainability akan lebih efektif kalau kita memahami benar audiensnya. Kita tetap bisa membawa pesan yang berat dengan style kita sendiri sehingga jadi bisa menanamkan kebiasaan yang baik untuk diikuti oleh followers medsos kita,” kata Ahmad Dekatama.
Pewarta : Fitra Ashari/ANTARA