BorneoTribun - Angin kencang yang melanda sejumlah wilayah di Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Minggu (4/4) hingga Senin (5/4) dini hari menyebabkan aliran listrik di Kota Kupang terputus, sedangkan pasokan bahan bakar untuk menyalakan genset terbatas karena stasiun pengisian BBM tidak berfungsi.
Kota Kupang masih gelap-gulita hingga Senin (5/4) malam karena angin kencang, yang dipicu siklon tropis Seroja, merobohkan jaringan kabel listrik di Ibu Kota Provinsi NTT itu.
Pasokan bahan bakar minyak (BBM) yang terbatas juga mengakibatkan warga tidak bisa menyalakan genset.
“Listrik sampai sekarang betul-betul belum bisa diharapkan karena semua kabel baik dari rumah maupun kabel-kabel utama itu semua putus. Dan kabel utama itu banyak yang sampai di tanah. Tiang-tiangnya miring, roboh,” kata Arifin, seorang warga Kota Kupang kepada VOA.
Pria berusia 53 tahun itu mengatakan warga juga kesulitan mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) untuk menyalahkan genset karena seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di kota itu tidak beroperasi. Pasar-pasar dan toko-toko yang tutup juga menyebabkan warga kesulitan mendapatkan kebutuhan sehari-hari.
Selain merobohkan jaringan kabel listrik, Arifin mengatakan, angin kencang juga menumbangkan pohon-pohon dan merusak rumah-rumah. Banyak rumah yang kehilangan bagian atap karena terbawa angin.
Siklon Seroja
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah melaporkan dua bibit siklon tropis yang berpotensi membawa curah hujan lebat dan angin kencang di wilayah NTT pada 3 – 9 April 2021.
Koordinator Sub Bidang Peringatan Dini Cuaca BMKG, Agie Wandala Putra, menjelaskan pada Senin (5/4) pagi, siklon tropis Seroja yang berkecepatan hingga 75 kilometer per jam, bergerak meninggalkan wilayah NTT.
“Seperti kita catat tadi bahwa siklon tropis Seroja semakin meninggalkan Indonesia. Namun ke depan kita tetap perlu mewaspadai akan dampak tidak langsungnya karena BMKG memprediksi potensi hujan lebat akibat siklon tropis Seroja ini bisa muncul di beberapa kawasan akibat dampak tidak langsung,” ujar Agie.
Agie mengatakan hujan lebat, angin kencang dan gelombang tinggi hingga di atas tiga meter akibat dampak tidak langsung siklon tropis Seroja berpeluang terjadi di NTT, NTB, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Bali dan Pulau Jawa.
Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati, menginformasikan hingga pukul 14.00 WIB, Selasa( 6/4) terdapat 10 kabupaten dan satu kota di Nusa Tenggara Timur yang terdampak siklon tropis Seroja, yaitu Kota Kupang, Kabupaten Flores Timur, Malaka Tengah, Lembata, Ngada, Alor, Sumba Timur, Rote Ndao, Sabu Raijua, Ende dan Kabupaten Timor Tengah Selatan.
“Dari 11 kabupaten dan kota yang terdampak ini hasil dari pendataan kami saat ini adalah 84 jiwa meninggal dunia. Jadi kesepakatan kemarin adalah yang dinyatakan sudah meninggal dunia yang telah ditemukan jenazahnya dan telah diverifikasi. sekali lagi ini data sangat dinamis dan akan selalu kami update,” papar Raditya Jati dalam konferensi pers secara daring, Selasa (6/4).
Perincian korban meninggal, yaitu 49 meninggal di Kabupaten Flores Timur, 16 di Kabupaten Lembata, satu di Kabupaten Ende, 2 di Kabupaten Malaka, satu di Kota Kupang dan 15 di Kabupaten Alor.
Data BNPB mengenai dampak siklon tropis Seroja di NTT. (Foto: Courtesy/BNPB) |
Bantuan untuk Anak
Save the Children Indonesia dalam siaran pers yang diterima VOA mengatakan penanganan dampak bencana cuaca ekstrem di NTT perlu berfokus pada kelompok rentan termasuk, anak-anak yang terpaksa tetap bertahan di rumah mereka yang rusak karena sulit mendapat tempat yang lebih aman.
Dewi Sri Sumanah, Media and Brand Manager Save the Children Indonesia, mengatakan bantuan kebutuhan dasar untuk anak-anak penyintas bencana di provinsi itu harus disegerakan agar mereka tidak menjadi korban karena sakit dan hal-hal lainnya.
Untuk tahap awal, Save the Children Indonesia akan mendistribusikan 100 paket perlengkapan hunian, 100 paket kebersihan, dan 250 selimut. Selain bantuan non-pangan, Save the Children Indonesia juga memberikan layanan dukungan psikososial untuk anak-anak yang terdampak. [yl/ft]
Oleh: VOA