Warga Kristen Irak merayakan Paskah di luar gereja St. Elya Chaldean di tengah pembatasan COVID-19 di Irak, Minggu (4/4). |
BorneoTribun Irak, Internasional -- Umat Kristiani di Irak hari Minggu (4/4) merayakan Misa Paskah di Gereja St. Adday Parish di kota Keramlis di bagian utara propinsi Nineveh.
Bagi komunitas kecil, yang pernah diluluhlantakkan oleh ISIS, Paskah ini juga menandai “kebangkitan kembali” kota-kota yang pernah hancur itu.
“Setelah mereka menghancurkan rumah dan membakar gereja kami, kami datang dan membangunnya kembali,” ujar Uskup Thabit Habib, vikaris di Gereja Keramlis. Ditambahkannya, “kita tidak hanya merayakan kebangkitan kembali Yesus, tetapi juga menghidupkan kembali daerah-daerah yang pernah hancur dan kematian yang pernah terjadi di sini.”
Warga Kristen di provinsi Nineveh, di mana terdapat ibu kota Mosul, sebelumnya merupakan anggota komunitas Kristen kuno tetapi bersemangat di Irak.
Mereka merupakan kelompok minoritas yang signifikan di Irak, tetapi beberapa tahun terakhir ini jumlahnya terus menyusut karena sebagian melarikan diri dari aksi kekerasan dan instabilitas di negara itu, terutama ke Barat.
“Saat ini harapan kami adalah menetap kembali di rumah-rumah kami yang dulu hancur,” ujar Selima Kakoush yang tinggal di rumah kakaknya.
Serangan ISIS di bagian utara Irak tahun 2014 menghancurkan sejumlah komunitas unik di kota-kota seperti Keramlis, Bartella dan Qaraqosh, yang semuanya terletak di Nineveh.
Perayaan Paskah di Irak telah diturunkan skalanya karena perebakan pandemi virus corona. [em/jm]
Oleh: VOA